11 research outputs found

    Wavelet-based multi-carrier code division multiple access systems

    Get PDF
    EThOS - Electronic Theses Online ServiceGBUnited Kingdo

    PERBANDINGAN PERFORMANSI POLAR CODE DAN REPETITION CODE TERHADAP KANAL MULTIPATH PADA SISTEM KOMUNIKASI 5G

    Get PDF
    Kebutuhan kecepatan data yang tinggi, latency yang rendah merupakan tantangan yang akan dihadapi oleh teknologi seluler generasi kelima  (5G). Pengkodean kanal sangat diperlukan untuk mengurangi error dan deteksi error agar performansi sistem komunikasi 5G yang didapatkan dapat mencapai standardisasi Teknologi 5G yaitu low latency dan high speed data rate . Salah satu teknik pengkodean kanal 5G. Teknik pengkodean kanal sederhana yang umum digunakan pada sistem komunikasi yaitu Repetition Code. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian mengenai seberapa efektif dari kedua teknik pengkodean kanal tersebut untuk error corection pada sistem komunikasi 5G. Jurnal ini melakukan simulasi dan analisis teknik pengkodean Polar Code dan Repetition Code pada pemodelan kanal 5G Multipath dengan menggunakan modulasi 16 QAM dan menggunakan teknik multicarrier CP-OFDM Numerology 2. Selain itu jurnal ini melakukan simulasi dan analisis pemodelan kanal 5G dengan parameter lingkungan Kota Bandung dan spesifikasi sistem 5G dengan frekuensi kerja 28 GHz. Hasil pemodelan kanal menghasilkan 9 path dengan nilai mean excess delay sebesar 5,039 ns dan RMS delay spread sebesar 22,747 ns. Pada Repetition Code nilai BER yang dihasilkan yaitu  pada Eb/No 34.62 dB dan pada Polar Code dengan BER=0 pada Eb/No > 20 dB. Nilai FER yang dihasilkan Polar Code jauh lebih rendah, pada Eb/No 19,8 dB yaitu  sedangkan Repetition Code yaitu . Sehingga Teknik Channel Coding yang efektif untuk menurunkan bit error dan frame error pada sistem komunikasi 5G adalah Polar Code

    Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS Untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

    Get PDF
    Kapasitas kanal adalah parameter penting sistem komunikasi nirkabel. Suatu sistem komunikasi diharapkan mampu menyediakan kapasitas kanal yang tinggi. Sistem dengan Multipe Input Multiple Output (MIMO) antenna mampu menyediakan kapasitas kanal yang tinggi. Pada penelitian ini, kinerja sistem MIMO diamati dengan penerapan Scalable Orthogonal Frequency Division Multiple Access (SOFDMA). Teknik Adaptive Modulation and Coding (AMC) serta Adaptive MIMO Switching (AMS) juga diterapkan pada sistem ini. Jumlah subcarrier yang digunakan dalam SOFDMA tersebut yaitu 128 dan 2048. Kinerja sistem yang diamati yaitu kapasitas kanal dengan variasi kecepatan pengguna. Variasi pergerakan pengguna meliputi 0 km/jam dan 120 km/jam. Kapasitas kanal sistem dengan kombinasi teknik AMC dan AMS dapat mencapai 419,5115 Mbps saat kecepatan pengguna sebesar 0 km/jam. Saat kecepatan pengguna sebesar 120 km/jam, kapasitas kanal sistem dapat mencapai 23,9820 MbpsKapasitas kanal adalah parameter penting sistem komunikasi nirkabel. Suatu sistem komunikasi diharapkan mampu menyediakan kapasitas kanal yang tinggi. Sistem dengan Multipe Input Multiple Output (MIMO) antenna mampu menyediakan kapasitas kanal yang tinggi. Pada penelitian ini, kinerja sistem MIMO diamati dengan penerapan Scalable Orthogonal Frequency Division Multiple Access (SOFDMA). Teknik Adaptive Modulation and Coding (AMC) serta Adaptive MIMO Switching (AMS) juga diterapkan pada sistem ini. Jumlah subcarrier yang digunakan dalam SOFDMA tersebut yaitu 128 dan 2048. Kinerja sistem yang diamati yaitu kapasitas kanal dengan variasi kecepatan pengguna. Variasi pergerakan pengguna meliputi 0 km/jam dan 120 km/jam. Kapasitas kanal sistem dengan kombinasi teknik AMC dan AMS dapat mencapai 419,5115 Mbps saat kecepatan pengguna sebesar 0 km/jam. Saat kecepatan pengguna sebesar 120 km/jam, kapasitas kanal sistem dapat mencapai 23,9820 Mbp

    Power control scheme using particle swarm optimization method in resource allocation process on D2D underlaying communication

    Get PDF
    Fast growing number of cellular telecommunication technology resulting on the increasing number of the user equipment. This condition increased the eNodeB load. To overcome this problem, the device-to-device (D2D) underlaying communication is introduced. In underlaying scheme, the D2D user equipment (DUE) will do the communication process using the same radio resources with the conventional cellular user equipment (CUE). To avoid a severe interference between these two types of user in the system, a good resource allocation is needed. In this work, a power control scheme using particle swarm optimization (PSO) is proposed, to manage the transmit power on each user on the system. The power control scheme take place after the greedy scheduling algorithm, after all user is given a resource block (RB) to do the communication process. The power transmit for each user is managed to reach a better system capacity, and to reduce the power consumed in one communication process. From the simulation, the PSO power control can improve the sumrate and spectral efficiency up to 12.97% and 3.38% respectively. The PSO power control also can reduce the power consumed by the system up to 8.84%. The fairness happens among the CUEs also can be maintained, despite of the decreasing fairness among DUEs

    Analisa Kelayakan Refarming Frekuensi 2100 MHz dengan Analisis Prediksi Cakupan

    Get PDF
    Pemenuhan jaringan komunikasi nirkabel yang handal dengan cakupan wilayah yang luas dengan menggunakan biaya  investasi  rendah  merupakan  salah  satu  tantangan  bagi operator telekomunikasi saat ini. Pemanfaatan alokasi bandwith frekuensi secara efisien dan optimal merupakan salah satu solusi untuk mengatasi biaya investasi yang tinggi. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu melakukan kajian analisa teknik skema Refarming Frekuensi dengan metode Prediksi Cakupan (Coverage Estimation) sesuai dengan tingkat prosentase pertumbuhan pelanggan nirkabel layanan voice dan data (2012- 2017) pada salah satu operator telekomunikasi di Indonesia. Metode kajian penelitian adalah melakukan kajian analisa kelayakan metode Prediksi Cakupan (Coverage  Estimation) untuk optimasi cakupan jaringan skema refarming frekuensi dengan menggunakan empat skenario implementasi, yaitu 2G/3G Collocation, 2G/3G/LTE Collocation,  3G/LTE Collocation, dan LTE (Refarming Frekuensi). Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu setelah dilakukan kajian analisa kelayakan menggunakan metode Prediksi Cakupan (Coverage Estimation), skema Refarming Frekuensi merupakan salah satu solusi bagi operator telekomunikasi di Indonesia dalam melakukan optimasi cakupan jaringan nirkabel eksisting  (2G dan 3G) dan jaringan baru (LTE) yang handal

    Delay Bound Analysis for Hybrid Network of IEEE 802.11n HT-Mixed Format WLAN over Fiber

    Get PDF
    This paper presents the result of delay bound parameter analysis for hybrid network of IEEE 802.11n Wireless Local Area Network (WLAN) and optical fiber. This networks use several modulation and coding schemes (MCS) with HTmixed format and distributed coordination function (DCF) access method for data transmission. ACK Timeout and CTS Timeout protocols engineering utilizing short interframe space (SIFS) time interval is used to determine the length of optical fiber extension. This extents the optical fiber lengths 5.96 km for certain condition. In addition, basic access MCS 27–40 MHz scenario produced the lowest delay and highest data rate. These results may support the implementation of big data and cloud computing flexibilit

    Indonesia Coference on Telecommunication 2015,Vol. 01, September 2015

    No full text

    PERBANDINGAN POWER SPECTRAL DENSITY SISTEM OWDM DAN OFDM PADA KANAL RAYLEIGH

    No full text
    OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik modulasi multicarrier untuk mengatasi permasalahan kanal multipath seperti frekuensi selektif fading. Orthogonalitas pada sistem OFDM menghasilkan banyak sub-carrier yang dapat ditransmisikan secara bersamaan pada spektrum frekuensi yang terbatas tanpa saling berinterferensi. Efesiensi bandwidth didapat karena masing-masing sub-carrier saling orthogonal sehingga antara sub-carrier yang berdekatan dapat dibuat overlapping. OWDM (Orthogonal wavelet division multiplex) merupakan suatu sistem multicarrier alternatif dariOFDM dan telah diteliti sebagai kandidat yang dapat diaplikasikan pada wirelesscommunication. Sistem OWDM menggunakan Inverse Discrete wavelet transform (IDWT) sebagai pembangkit subcarrier-subcarrier yang saling orthogonal dan berfungsi sebagai modulator. Sedangkan DWT (Discrete Wavelet Transform) digunakan sebagai demodulator. Penelitian ini membandingkan power spectral density dari sistem OWDM dan OFDM. Dari hasil simulasi perbandingan power spectral density (PSD) didapatkan bahwa PSD darimasing-masing sistem sama. Pada OWDM, pembagian band frekuensi untuk setiap sub-band berbeda kecuali sub-band pada level yang sama. Semakin tinggi level sub-band maka semakin lebar band frekuensinya

    Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS Untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

    Get PDF
    Kapasitas kanal adalah parameter penting sistem komunikasi nirkabel. Suatu sistem komunikasi diharapkan mampu menyediakan kapasitas kanal yang tinggi. Sistem dengan Multipe Input Multiple Output (MIMO) antenna mampu menyediakan kapasitas kanal yang tinggi. Pada penelitian ini, kinerja sistem MIMO diamati dengan penerapan Scalable Orthogonal Frequency Division Multiple Access (SOFDMA). Teknik Adaptive Modulation and Coding (AMC) serta Adaptive MIMO Switching (AMS) juga diterapkan pada sistem ini. Jumlah subcarrier yang digunakan dalam SOFDMA tersebut yaitu 128 dan 2048. Kinerja sistem yang diamati yaitu kapasitas kanal dengan variasi kecepatan pengguna. Variasi pergerakan pengguna meliputi 0 km/jam dan 120 km/jam. Kapasitas kanal sistem dengan kombinasi teknik AMC dan AMS dapat mencapai 419,5115 Mbps saat kecepatan pengguna sebesar 0 km/jam. Saat kecepatan pengguna sebesar 120 km/jam, kapasitas kanal sistem dapat mencapai 23,9820 Mbp

    Ideologi Kaum Intelektual Suatu Wawasan Islam

    No full text
    corecore